Stopmemandang kebelakang, stop menyesali masa lalu, stop menangis dalam penyesalan yang mendalam. Satu hal pasti yang harus kamu tahu, bahwasannya masa lalu
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID ESv7rWRTaapcdS9hbUPsGxKl2JlZgC7wBqmuWk0M0PnqENMKBJMJKA==
Dalamsetiap rangkaian kereta ekonomi jarak jauh, terdapat 1 gerbong. Jadwal keberangkatan tarif tiket dan . Perbedaan dan informasi tentang kelas dan sub kelas di kereta api pt kai halaman all kompas com. Beda kereta ekonomi kelas c dan p. However, there are many more. Sebab, kursi untuk jenis kelas kereta api ekonomi umumnya belum bisa. Pop Mie Nasi Adalah Inovasi Mi Instan Paling Nggak Penting yang Pernah Ada terminal sedang menikmati perjalanan jauh menuju Bandung dengan menaiki mobil travel, perut saya tiba-tiba berbunyi kencang. Betul, saya kelaparan di tengah jalan. Saya kemudian minta pak Supir untuk tancap gas mencari foodcourt supaya perut saya tidak berisik sampai di foodcourt, tadinya saya mau cari makanan khas sunda yang bisa mengobati kerinduan saya dengan masakan rumah. Tapi mau belok ke tempat makan sunda itu, tiba-tiba hidung saya mengendus sesuatu dari kejauhan. Sebuah bau yang begitu nikmat, tapi bukan bau indomie atau mie bakso. Saya menengok ke arah kanan lalu menemukan jejeran gelas sterofoam yang berdiri ala piramida di samping termos berlapiskan stainless nikmat tadi muncul dari seseorang yang sedang menyeduh sesuatu di sana. Saya kemudian menghampiri jejeran gelas sterofoam tadi, di sanalah saya menemukan sumber bau yang menggiurkan itu ternyata bau produk bernama Pop adalah awal mula pertemuan kami. Seperti cerita-jatuh-cinta-pada-pandangan-pertama lainnya, saya langsung menemukan bahwa dia istimewa. Lha wong dari tampilannya saja anti mainstream kok. Dia tidak butuh mangkok, juga sangat mandiri karena punya garpu sendiri. Penampilannya juga bisa dibilang sangat canggih dan futuristik di mana tutupnya membuat panas mie selalu terjaga. Dan wadahnya, bisa melindungi tangan kita dari panas, sehingga ketika kita berpegangan, rasanya hangat, mantap, dan hanya tampilannya, rasanya juga tidak kalah menggoda. Saya seruput mienya. Lalu seperti ada ledakan di kepala saya. Rasanya sungguh luar biasa. Campuran gurih-gurih sedep dari kuahnya menyerap ke dalam mie yang lembut. Belum lagi, ada sayuran kering di dalamnya yang membuat saya merasa sedikit sehat karena bisa makan sayur di dalam kuah mie yang enak itu. Satu kesan saya ketika menghabiskan Pop Mie pertama dalam hidup saya ini, “Mantap Jiwa”Setelah saat itu, saya hampir selalu membelinya ketika sedang di perjalanan jauh. Baik itu di bis, kapal, atau di selalu banyak cara untuk menikmatinya sehingga saya tidak akan pernah bosan membelinya. Suatu ketika saya bisa membeli Pop mie pedas yang membuat lidah terbakar hingga mandi keringat. Di hari lain saya bisa menambahkan berbagai topping seperti kerupuk dan nasi agar bisa makan dengan kenyang. Sisanya tergantung kreatifitas pikir kehebatan Pop Mie dalam menemani perjalanan bukan hal yang perlu diragukan lagi. Bahkan membeli Pop Mie di perjalanan rasanya sudah menjadi seperti tradisi. Siapa coba di dunia ini yang tidak pernah membeli Pop Mie di perjalanan jauhnya? Ketika tidak niat beli pun, saya kira tidak akan ada yang bisa tahan mencium bau seduhan Pop Mie yang dibeli orang lain yang membuat kita ingin turut lainnya, selain bisa menghilangkan lapar di perjalanan, Pop Mie juga punya bisa menghilangkan penyakit! Buktinya, saya pernah melihat seseorang sembuh dari gejala pusing dan mual-mual di perjalanan setelah dia menyantap Pop Mie! Wajahnya yang pucat kembali sehat seperti sedia sungguh Pop Mie ini adalah teman perjalanan yang hakiki!BACA JUGA Iklan Mie Sedaap dan Kegalauan Para Kpopers Penikmat Indomie atau tulisan Aditya Mahyudi Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini diperbarui pada 9 Maret 2022 oleh Ibil S Widodo Seperticontohnya, meskipun nama menunya sama tapi pilihan lauk dan jenis sajiannya berbeda antara kereta executive dan ekonomi. Ini dia beberapa menu makanan favorit yang tersedia di kereta api. 1. Nasi Goreng Parahyangan Legend. Source: Istockphoto. Pilihan makanan favorit yang legend di kereta api adalah Nasi Goreng Parahyangan. Berawal dari cuitan salah satu netizen yang mempersoalkan mahalnya harga makanan di kereta api, saya jadi teringat pengalaman saya. Dalam beberapa kali kesempatan, saya memang memilih kereta api sebagai moda transportasi. Meskipun, saya akui saya menghindari membeli makanan di dalam gerbong. Simpel. Saya haqqul yaqin harga makanan-makanan itu pasti saya nggak cocok sama makanan mahal. Dompet saya yang nggak cocok, maksudnya. Semacam ada perasaan bersalah kalau makan makanan yang harganya ke soal makanan di kereta. Sebetulnya, rumus umum perihal makanan kan gini makanan di fasilitas umum sama dengan mahal. Titik. Dan berhubung kereta api itu termasuk dalam fasilitas umum, ya bisa dipastikan makanan di kereta api itu mahal. Nggak usah di kereta api, deh. Di waterboom aja harga Pop Mie bisa nyampe 15 ribu. Kalau mau ditelusuri salah siapa, mungkin ini salah Sunda dihindari seperti apapun, dasarnya saya ini gampang penasaran, muncullah rasa pengin icip-icip makanan di kereta. Alhasil suatu ketika saat kembali lagi naik kereta, saya pesan nasi goreng ke mbak pramugari yang kebetulan melintas. Coba tebak berapa harganya? Rp35 ribu, Gaes… kan kan kan. Apa saya bilang. Mahal, kan??? Tapi, saya nggak lantas ngetwit dan melayangkan protes, tuh. Saya nikmati saja nasi goreng 35 ribu itu. Lumayan kok rasanya. Porsinya aja yang terlalu kenangan tentang nasi goreng seharga Rp35 ribu, kereta api juga mengingatkan saya tentang bakul pecel yang dulu dengan santainya nglemprak meracik sayuran dan bumbu kacang. Iya… bakul pecel ada di dalam kereta. Bukan lagi travelling, Sob. Dia emang lagi jualan. Sesuatu yang rasanya bakal disambut dengan ngakak manakala diceritakan ke cucu kita, 15 atau 20 tahun lagi. Lha gimana, ada bakul pecel jualan di dalam kereta, gitu loh!Yap. Kereta api, pada masa lalu memang pernah menjadi ladang usaha bagi pedagang asongan. Mereka dengan bebasnya naik dan turun setiap kali kereta berhenti di stasiun. Tanpa tiket. Tanpa diusir. Pokoknya kalau kereta berhenti untuk transit, siap-siap saja gerbong yang sesak menjadi tambah sesak karena kehadiran mereka. Ada yang jual pecel, kacang godog, gorengan, minuman, macem-macem lah. Bukan cuma pedagang asongan. Pengamen juga bebas masuk gerbong. Wis pokoknya duduk di kereta masa itu sudah kayak duduk di pinggir alun-alun. Banyak pedagang plus pengamen pating saya tidak tahu persis berapa harga makanan yang ditawarkan kala itu, tapi sepertinya tidak terlalu berbeda dengan harga di luar. Buktinya tukang pecel itu tadi, yang nglemprak tidak jauh dari bangku saya. Tangannya begitu cekatan melayani pembeli. Kalau harganya mahal, tentulah tidak banyak orang yang membeli pecel yang dia apakah itu berarti sudah saatnya mengeluarkan jargon, “Esih penak jamanku, tho???”Eits, tunggu dulu. Sekalipun saat itu makanan yang ditawarkan lebih variatif dan harganya juga terjangkau, bukan berarti lebih “kepenak”. Sungguh, kereta api dalam benak saya yang kala itu masih SD bukanlah tempat yang menyenangkan. Pertama masuk ke stasiun saja sudah bikin ilfeel. Calo-calo datang menyambut dengan setengah memaksa. Pun ketika akan naik gerbong. Ya Lord… berdesak-desakan, Cuy! Penderitaan belum berakhir. Di dalam gerbong pun, rasa nyaman itu tidak ada. Panas, pengap, bau makanan, dan bau keringat penumpang lain campur jadi satu. Alhasil sepanjang jalan, tangan nggak bisa lepas dari kipas tangan. Jika saya disuruh memilih, jelas saya lebih memilih kereta api di zaman sekarang. Nyaman, adem, bisa pilih tempat duduk, nggak ada pedagang ataupun pengamen yang pating sliwer. Bisa tidur sepanjang perjalanan tanpa rasa was-was barang hilang. Sesuatu yang sangat berharga bagi saya, si tukang tidur spesialisasi kendaraan umum. Perkara makanan di kereta yang disediakan mahal harganya, ah, itu kan bisa disiasati. Mbok jadi orang itu yang rada “solutip”.Bawa bekal dari rumah atau beli makanan kebangsaan di stasiun alias Roti O kan bisa. Gitu aja kok repot. Kalau nggak bawa bekal dan terpaksa beli makanan di kereta ya sudah terima saja harga yang mereka berikan dengan porsi yang juga mereka JUGA Ngasih Beragam Bahan Tambahan pada Mi Instan Adalah Bentuk Penistaan atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 5 November 2020 oleh Ajeng Rizka